Thursday, 13 August 2015

Kelapangan Hati



Kelapangan Hati

Pada masa Dinasti Song terdapatlah seorang yang bernama Peng Si-yong, ketika masih kecil, suatu pagi ketika hendak berangkat ke sekolah, dia menemukan sebuah kalung emas di luar pintu, lalu dia duduk di sana sambil menunggu, tidak berapa lama kemudian pemilik kalung muncul dan mendatanginya, setelah bertanya sejenak kepada pemilik kalung untuk memastikan bahwa kalung emas itu benar-benar adalah miliknya, Peng Si-yong lalu mengembalikan kalung emas tersebut kepada pemiliknya.

Pemilik kalung hendak memberi uang kepada Peng Si-yong sebagai ungkapan terima kasih, Peng Si-yong tertawa sambil berkata : “ Jika di hatiku masih suka pada uang, maka saya akan menyembunyikan kalung emas tersebut dan takkan mengembalikannya padamu”.

Ketika Peng Si-yong mengikuti ujian di ibukota, dia membawa beberapa buah kalung emas untuk biaya perjalanannya. Teman-teman yang satu perjalanan dengannya datang mengunjunginya, lalu mengambil kalung-kalung emas dari tangannya dan dijadikan mainan.

Salah satu dari mereka (kita beri nama A) secara diam-diam memasukkan sebuah kalung emas ke dalam lengan bajunya, sehingga semua orang jadi sibuk membantu mencarinya. Tetapi kemudian Peng Si-yong berkata : “Kalung emasku jumlahnya memang sebegitu saja, tidak ada yang kurang”.

Ketika mereka hendak berpamitan, saat mengangkat tangan  untuk memberi salam (yakni membulatkan kedua kepalan tangan sambil membungkuk), kalung emas yang hilang itu keluar dari lengan baju A dan jatuh ke lantai, sehingga membuat orang lain salut pada kelapangan hati Peng Si-yong.