Buddha Ada Di mana
Pada masa Dinasti Ming terdapatlah seorang yang
bernama Yang Pu, dia mendengar di Sichuan ada Master Wu Ji yang merupakan
jelmaan Bodhisattva, maka itu dia bermaksud pergi ke Sichuan belajar Ajaran
Buddha pada Master Wu Ji.
Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang Bhiksu
tua, sepasang matanya memancarkan maitri karuna, berkata pada Yang Pu : “Master
Wu Ji adalah guruku, beliau mengetahui kedatanganmu, maka itu saya diutus untuk
menyambutmu sambil menyampaikan pesan padamu bahwa daripada pergi menemui
Master Wu Ji lebih baik pergi bertemu dengan Buddha Hidup”.
Yang Pu bertanya : “Jadi dimanakah Buddha Hidup itu
berada?”
Bhiksu tua
itu memberitahukan Yang Pu, pertama-tama ikuti jalur jalan pulang kembali ke
rumahnya, kemudian akan bertemu dengan seseorang, dengan ciri-ciri sebagai
berikut, mengenakan selimut warna kuning dengan terbalik dan memakai sandal
juga terbalik, ingatlah dengan seksama, jika anda bertemu dengan orang yang
berdandan sedemikian rupa, maka janganlah sampai terlewatkan, dia adalah Buddha
Hidup.
Setelah
mendengarnya Yang Pu amat kegirangan, siang malam menempuh jalan ingin
cepat-cepat bertemu Buddha Hidup. Akhirnya waktu tengah malam baru sampai di
rumahnya.
Ibunda
Yang Pu yang begitu mendengar ketukan pintu yang dikenalinya itu segera
melompat dari tempat tidurnya, dengan tergesa-gesa ingin segera membukakan
pintu untuk anaknya, sehingga melupakan udara dingin yang menusuk di musim
dingin, juga melupakan harus mengenakan baju hangat, kerinduannya yang setiap
hari dipendam mengharapkan kepulangan sang anak.
Akibat
luapan kegembiraan telah membuatnya panik sehingga tidak sempat lagi mengenakan
baju dingin dan karena ingin cepat-cepat membukakan pintu, maka dia memakai
selimut kuning untuk melindunginya dari hawa dingin. Sandal yang dipakai juga
jadi terbalik.
Begitu
pintu terbuka, Yang Pu jadi terkejut dan jadi mengerti, ternyata berbakti pada
ayahbunda lebih penting daripada pergi bertemu Buddha Hidup. Selanjutnya dia
lebih giat berbakti pada ibundanya, kemudian dia menulis penjelasan pada
“Klasik Bakti”, mengingatkan manusia di dunia ini supaya baik-baik berbakti
pada ayahbunda.