Sunday 14 June 2015

Mengenang Puteri Berbakti Cao’E



Legenda Asal Usul Festival Perahu Naga
Mengenang Puteri Berbakti Cao’E

Pada masa Dinasti Han Timur (23-220 M) ada seorang puteri berbakti yang bernama Cao’E demi menolong ayahnya melompat ke dalam sungai. Cao’E merupakan penduduk Kabupaten Shangyu Provinsi Zhejiang, ayahnya tenggelam ke dalam sungai, sudah berhari-hari namun tidak ketemu jasadnya.

Pada saat itu Cao’E baru berusia 14 tahun, siang malam dia mengelilingi tepi sungai sambil menangis tersedu-sedu. Setelah melewati 17 hari, yakni pada bulan 5 hari ke-5 Cao’E memutuskan untuk melompat ke dalam sungai, lima hari kemudian dia berhasil menggendong jasad ayahnya ke permukaan sungai. Bersama jasad sang ayah, jasad Cao’E juga terapung di permukaan sungai.

Kisah mengharukan ini kemudian beredar hingga ke pihak kekaisaran, yang kemudian memerintahkan untuk mendirikan papan sembahyang buat Cao’E, agar masyarakat dapat menyembahyanginya.

Kuburan puteri berbakti Cao’E hingga kini masih ada di Shaoxing, Provinsi Zhejiang. Di kemudian hari masyarakat demi mengenang bakti Cao’E, di dekat sungai tempat Cao’E melompat, didirikan kelenteng, dusun tempat tinggalnya juga diubah namanya menjadi Dusun Cao’E, sungai tempat Cao’E melompat ke dalamnya demi mencari jasad ayahnya diberi nama sebagai Sungai Cao’E.


源于纪念孝女曹娥

  端午节的第三个传说,是为纪念东汉(公元23--220年)孝女曹娥救父投江。曹娥是东汉上虞人,父亲溺于江中,数日不见尸体,当时孝女曹娥年仅十四岁,昼夜沿江号哭。过了十七天,在五月五日也投江,五日后抱出父尸。就此传为神话,继而相传至县府知事,令度尚为之立碑,让他的弟子邯郸淳作诔辞颂扬。

  孝女曹娥之墓,在今浙江绍兴,后传曹娥碑为晋王义所书。后人为纪念曹娥的孝节,在曹娥投江之处兴建曹娥庙,她所居住的村镇改名为曹娥镇,曹娥殉父之处定名为曹娥江。




Saturday 13 June 2015

Mengenang Wu Zi-xu



Legenda Asal Usul Festival Perahu Naga
Mengenang Wu Zi-xu

Pada Periode Semi dan Gugur (770-476 SM) terdapat seorang yang bernama Wu Zi-xu, merupakan penduduk Negara Chu, ayah dan abangnya dibunuh oleh Raja Chu, kemudian Wu Zi-xu membelot ke Negara Wu, membantu Negara Wu memerangi Negara Chu, akhirnya berhasil menduduki ibukota Negara Chu.

Pada saat itu Raja Chu Ping telah mangkat, Zi-xu mengambil cemeti dan mencambuk jasad raja sebanyak tiga ratus kali, sebagai balas dendam atas kematian ayah dan abangnya.

Setelah raja Negeri Wu, Helu, mangkat, putranya Fu Cha segera meneruskan tahta, pasukan prajurit Negeri Wu begitu bersemangat, memenangkan setiap pertempuran, Negeri Yue mengalami kekalahan sehingga memaksa rajanya yang bernama Gou Jian minta berdamai, Fu Cha menyetujuinya.

Zi-xu memberi usul agar melenyapkan Negera Yue hingga tuntas, tetapi Fu Cha malah tidak sudi mendengarnya. Seorang pejabat licik Negara Wu yang telah menerima suap dari Negeri Yue, mengucapkan kata-kata yang menfitnah Zi-xu, Fu Cha mempercayainya, lalu menganugerahkan pedang pusaka kepada Zi-xu untuk mengakhiri hidupnya.

Zi-xu adalah pejabat setia yang memandang kematian ibarat berpulang, sebelum menemui ajal dia berpesan pada orang-orang di sampingnya : “Setelah saya meninggal dunia, koreklah keluar sepasang mataku dan gantung di atas pintu gerbang timur ibukota Negeri Wu, untuk menyaksikan pasukan prajurit Negara Yue datang menyerbu Negera Wu”, kemudian menggunakan pedang memotong tenggorokannya hingga tewas.

Fu Cha yang mendengar ucapan terakhir Zi-xu menjadi marah besar, lalu memasukkan jasad Zi-xu ke dalam kantong kulit lalu dibuang ke dalam sungai, bertepatan pada bulan 5 hari ke-5, maka itu beredar legenda bahwa Festival Perahu Naga adalah untuk memperingati Wu Zi-xu.    



源于纪念伍子胥

  端午节的第二个传说,在江浙一带流传很广,是纪念春秋时期(公元前770--476年)的伍子胥。伍子胥名员,楚国人,父兄均为楚王所杀,后来子胥弃暗投明,奔向吴国,助吴伐楚,五战而入楚都郢城。当时楚平王已死,子胥掘墓鞭尸三百,以报杀父兄之仇。吴王阖庐死后,其子夫差继位,吴军士气高昂,百战百胜,越国大败,越王勾践请和,夫差许之。子胥建议,应彻底消灭越国,夫差不听,吴国大宰,受越国贿赂,谗言陷害子胥,夫差信之,赐子胥宝剑,子胥以此死。子胥本为忠良,视死如归,在死前对邻舍人说:“我死后,将我眼睛挖出悬挂在吴京之东门上,以看越国军队入城灭吴”,便自刎而死,夫差闻言大怒,令取子胥之尸体装在皮革里于五月五日投入大江,因此相传端午节亦为纪念伍子胥之日。



Mengenang Qu Yuan



Legenda Asal Usul Festival Perahu Naga
Mengenang Qu Yuan (340-278 SM)

Menurut Catatan Sejarah yang disusun oleh Sima Qian, tercantum bahwa Qu Yuan merupakah tokoh yang hidup pada Periode Semi dan Gugur, pejabat dari Raja Chu Huai (berkuasa dari 208-205 SM). Qu Yuan amat berbakat, memakmurkan negara dan memperkuat pasukan prajurit, mendukung dan bekerjasama dengan Kerajaan Qi untuk melawan Kerajaan Qin, sehingga mengundang banyak perlawanan dari kaum bangsawan, akhirnya dia harus diusir dari ibukota dan dibuang ke pengasingan yakni Sungai Yuan di Guizhou dan Hunan.

Ketika berada di pengasingan, dia menulis berbagai puisi yang berisi kekhawatirannya pada negara dan rakyat, gaya bahasanya yang istimewa telah mempengaruhi generasi demi generasi. Pada tahun 278 SM, prajurit Qin berhasil menduduki ibukota Kerajaan Chu. Qu Yuan yang melihat dengan mata dan kepala sendiri bagaimana tanah leluhurnya dijajah, hatinya pedih bagaikan disayat pisau, namun dia tetap harus kehilangan tanah leluhurnya.

Pada lunar bulan 5 hari ke-5, setelah selesai menyelesaikan karya tulis terakhirnya yang berjudul “Huai Sha”, dengan menggendong batu besar dia melompat ke dalam Sungai Miluo, dengan nyawanya sendiri menggoreskan sebait puisi agung patriotisme.  

Menurut legenda, setelah meninggalnya Qu Yuan, rakyat Negeri Chu amat berduka, mereka berbondong-bondong datang ke Sungai Miluo untuk menyembahyangi Qu Yuan. Para nelayan segera mendayung perahu masing-masing untuk mencari jasad Qu Yuan. Ada seorang nelayan yang membawa bola nasi, telur dan sebagainya kemudian dilempar ke dalam sungai, katanya supaya ikan, udang dan kepiting dapat menyantap makanan tersebut hingga kenyang, dengan demikian takkan menggigit jasad Qu Yuan. Orang lain yang melihatnya juga mengikuti tindakannya.

Bahkan ada seorang tabib yang membawa arak dan menuangkannya ke dalam sungai, katanya supaya ikan, udang dan kepiting jadi mabuk sehingga tidak bisa melukai jasad Qu Yuan.

Di kemudian hari, oleh karena takut bola nasi jadi makanan ikan dan udang, maka penduduk membungkus nasi dengan daun, lalu diikat dengan benang dan berkembang menjadi bakcang. Kemudian tradisi ini berkembang pada setiap tahun bulan 5 hari ke-5 akan ada lomba perahu naga, makan bakcang, untuk mengenang seorang pujangga cinta negara, Qu Yuan.                



源于纪念屈原

  据《史记》“屈原贾生列传”记载,屈原,是春秋时期楚怀王的大臣。他倡导举贤授能,富国强兵,力主联齐抗秦,遭到贵族子兰等人的强烈反对,屈原遭馋去职,被赶出都城,流放到沅、湘流域。他在流放中,写下了忧国忧民的《离骚》、《天问》、《九歌》等不朽诗篇,独具风貌,影响深远(因而,端午节也称诗人节)。公元前278年,秦军攻破楚国京都。屈原眼看自己的祖国被侵略,心如刀割,但是始终不忍舍弃自己的祖国,于五月五日,在写下了绝笔作《怀沙》之后,抱石投汨罗江身死,以自己的生命谱写了一曲壮丽的爱国主义乐章。

  传说屈原死后,楚国百姓哀痛异常,纷纷涌到汨罗江边去凭吊屈原。渔夫们划起船只,在江上来回打捞他的真身。有位渔夫拿出为屈原准备的饭团、鸡蛋等食物,“扑通、扑通”地丢进江里,说是让鱼龙虾蟹吃饱了,就不会去咬屈大夫的身体了。人们见后纷纷仿效。一位老医师则拿来一坛雄黄酒倒进江里,说是要药晕蛟龙水兽,以免伤害屈大夫。后来为怕饭团为蛟龙所食,人们想出用楝树叶包饭,外缠彩丝,发展成棕子。

  以后,在每年的五月初五,就有了龙舟竞渡、吃粽子、喝雄黄酒的风俗;以此来纪念爱国诗人屈原。